Kondisi kekurangan gizi adalah masalah umum yang ditemukan pada lansia. Survei di negara maju menunjukkan bahwa kekurangan protein dan energi pada lansia mencapai 15%. Selain itu, kekurangan gizi menyebabkan lansia mudah terjatuh karena massa otot menurun, osteoporosis, yang menyebabkan tulang patah setelah jatuh, kekebalan tubuh melemah yang mengarah pada infeksi mudah, luka sembuh lambat, harus dirawat di rumah sakit lebih lama, kualitas hidup menurun, dan angka kematian meningkat.
Indikator Kekurangan Gizi
Bukti yang menunjukkan kekurangan gizi antara lain:
- Lansia mengalami penurunan berat badan sebesar 5% atau lebih dalam jangka waktu 6 bulan
- Tingkat albumin dalam darah kurang dari 3.5 gram per desiliter
- Indeks Massa Tubuh (BMI) kurang dari 18.5 kilogram per meter persegi
Faktor Risiko Kekurangan Gizi
- Penerimaan nutrisi yang tidak tepat seperti makan makanan yang itu-itu saja, tidak bervariasi, memiliki masalah mengunyah, lansia yang tinggal sendirian, kehilangan kemampuan memasak, atau kekurangan pengetahuan dalam mengonsumsi makanan yang bervariasi.
- Penerimaan nutrisi yang tidak memadai seperti depresi, demensia, kemampuan untuk merasakan bau dan rasa makanan menurun, mengonsumsi obat tertentu, memiliki penyakit kronis yang menyebabkan kurangnya nafsu makan.
Pencegahan dan Perawatan Kekurangan Gizi pada Lansia
Pencegahan dan perawatan kekurangan gizi pada lansia dapat dilakukan dengan cara:
- Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik secara menyeluruh, dan pemeriksaan laboratorium tambahan untuk menemukan penyebab dan mengatasi sesuai penyebab tersebut. Seperti memberikan obat antidepresan jika mengalami depresi, perawatan mulut dengan menyediakan gigi palsu untuk membantu mengunyah makanan, mempertimbangkan menghentikan obat yang menyebabkan lansia kehilangan nafsu makan, memberikan edukasi tentang nutrisi yang tepat, menyarankan perubahan lingkungan, dan memberikan pemahaman kepada keluarga.
- Memberikan suplemen makanan medis siap saji karena nutrisi yang terkandung lebih lengkap dibandingkan susu biasa. Saat ini tersedia dalam bentuk cair dan serbuk yang bisa dicampur dengan air, dan dipisahkan berdasarkan penyakit pasien seperti formula normal, formula untuk pasien diabetes, formula untuk pasien penyakit ginjal, dan lain-lain. Bisa diberikan kepada pasien secara mandiri atau melalui selang makanan pada kasus yang tidak bisa makan sendiri. Studi tentang pemberian suplemen makanan medis siap saji pada lansia yang dirawat di rumah sakit akibat penyakit akut menunjukkan hasil baik dalam mencegah penurunan berat badan, meningkatkan kekuatan cengkeraman tangan (Hand – Grip Strength), dan meningkatkan kemampuan makan normal. Pada lansia yang dirawat di rumah sakit karena patah tulang panggul, dapat membantu mengurangi komplikasi dan angka kematian.
Karena kekurangan gizi pada lansia berdampak pada kehidupan sehari-hari, penting untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman yang tepat. Jika ditemukan kelainan atau berada dalam kelompok risiko, sebaiknya dilakukan pemeriksaan agar bisa segera ditangani.



