Memilih sekolah dengan lingkungan sosial yang baik dan berkualitas untuk anak adalah masalah yang mungkin mengkhawatirkan banyak orang tua. Terutama dalam memilih sekolah untuk anak sebelum masuk sekolah dengan banyak pilihan sekolah yang tersedia. Mengetahui prinsip pemilihan sekolah yang cocok untuk anak adalah hal penting.
Memilih berdasarkan usia
Pemilihan sekolah yang sesuai dengan usia anak harus dipertimbangkan berdasarkan rentang usia, yang dibagi menjadi 2 kelompok.
- Kelompok usia sebelum sekolah atau usia pra-sekolah (Pre – School Age)
- Kelompok usia sekolah (School Age) berarti anak yang belajar dari kelas 1 SD ke atas. Anak usia pra-sekolah belajar dengan baik melalui permainan interaktif. Penelitian menunjukkan bahwa jika anak dalam kelompok ini mendapatkan pengalaman belajar di sekolah atau institusi yang berkualitas (High Quality Day Care), mereka akan memiliki keterampilan berpikir, bahasa, dan sosial yang lebih baik dibandingkan anak yang tidak mendapatkan pengalaman tersebut.
Prinsip dalam mempertimbangkan sekolah atau institusi berkualitas
Dalam mempertimbangkan sekolah atau institusi yang berkualitas, ada tiga prinsip utama:
- Kualitas guru dapat dipertimbangkan dari rasio guru terhadap anak dan jumlah anak dalam kelompok. Misalnya, anak berusia 2 – 3 tahun sebaiknya memiliki rasio satu guru untuk empat hingga lima anak, sementara ukuran kelompok tidak melebihi 10 anak. Anak usia 3 – 4 tahun sebaiknya memiliki rasio satu guru untuk enam hingga tujuh anak dengan kelompok tidak melebihi 14 anak. Pertimbangkan juga kualifikasi pendidikan guru. Jika guru memiliki pendidikan khusus di bidang anak usia dini dan memiliki sikap positif terhadap anak serta terus memperbarui pengetahuan, itu akan meningkatkan kualitas pembelajaran lebih lanjut. Selain itu, tidak sering mengganti guru akan membuat guru lebih akrab dan memahami setiap anak dengan baik, sehingga setiap anak dapat mengembangkan potensinya secara berkelanjutan.
- Kebijakan sekolah mengenai kebersihan dan pencegahan infeksi, serta pencegahan bahaya yang mungkin terjadi pada anak, seperti membersihkan mainan secara rutin, mengajarkan anak mencuci tangan sebelum dan setelah makan, atau setelah menggunakan toilet. Pertimbangkan juga keamanan mainan yang diberikan kepada anak serta keamanan area bermain yang harus lembut untuk menahan jika anak terjatuh selama bermain. Selain itu, sekolah harus memiliki rencana darurat jika terjadi kecelakaan, seperti memiliki petugas yang bisa memberikan pertolongan pertama dan prosedur darurat membawa anak ke rumah sakit secara sistematis, serta melakukan vaksinasi bagi guru secara rutin untuk mencegah penularan penyakit dari anak yang sakit ke anak lainnya.
- Aktivitas atau kurikulum sekolah sesuai untuk mendukung perkembangan anak sesuai usia, yang terdiri dari:
- Keterampilan fisik seharusnya ada aktivitas yang memungkinkan anak berolahraga untuk memperkuat otot, meningkatkan fleksibilitas, serta keseimbangan, dan juga memperhatikan nutrisi yang sesuai untuk pertumbuhan anak.
- Mendorong perkembangan seharusnya ada aktivitas yang memperkuat keterampilan bahasa, motorik halus, motorik kasar, dan keterampilan sosial, seperti perencanaan, mengikuti aturan, berbagi, serta bermain atau berinteraksi dengan teman. Selain itu, ajarkan anak untuk mengendalikan diri dan membantu diri sendiri, untuk mempersiapkan diri memasuki usia sekolah dan mengembangkan identitas diri yang lebih jelas, karena saat anak tumbuh, mereka harus lebih mandiri.
- Konsentrasi dan perhatian berikan dukungan agar anak dapat menyelesaikan aktivitas satu persatu dengan menghilangkan gangguan yang tidak diperlukan.
- Keterampilan pra-akademis (Pre – Academic Skills) penelitian menunjukkan bahwa melatih keterampilan ini sebelum usia sekolah akan membantu anak mencapai keberhasilan akademis di masa depan lebih baik, seperti mengenal huruf, memahami suara huruf (Phonics), dan keterampilan matematika seperti menghitung. Prinsip pemilihan sekolah ini juga dapat diterapkan untuk pendidikan berbasis Home School.
Panduan pendidikan anak usia dini di Thailand
Memilih sekolah untuk anak di berbagai negara berbeda, baik di Eropa atau Amerika. Di Thailand, ada cukup banyak pilihan, namun masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pertama-tama, harus dipahami bahwa untuk anak kecil, pendidikan berasal dari bermain. Oleh karena itu, jika di satu tempat anak merasa tertekan, mereka tidak akan dapat belajar dengan baik sebagai yang seharusnya. Fondasi hubungan baik dan kepercayaan antara guru dan anak sangat penting dalam proses belajar, sehingga memilih guru yang memiliki sikap positif terhadap anak sangat diperlukan.
Pendidikan anak usia dini di Thailand terbagi dalam dua pendekatan besar:
- Pendekatan akademis yang fokus pada berbagai materi untuk mempersiapkan anak menghadapi ujian masuk sekolah bergengsi sesuai pilihan orang tua di tingkat kelas 1 SD.
- Menekankan pada pengembangan kepribadian, kebiasaan, dan persiapan anak, tidak hanya sekedar konten akademis semata. Pendekatan ini memiliki berbagai bentuk, seperti:
- Metode Montessori adalah pengaturan lingkungan yang mendukung pembelajaran anak, baik dari segi lokasi dan alat yang dirancang khusus. Montessori percaya pada potensi anak dan berpendapat bahwa pembelajaran anak terjadi secara alami. Guru bukanlah pencipta pembelajaran, tetapi mendukung dan menciptakan kesempatan belajar. Konsep pengajaran Montessori adalah Organized Life, yaitu penataan hidup teratur. Montessori tidak terlalu fokus pada pelatihan bermain, tetapi menggunakan alat agar pembelajaran tidak menyimpang, seperti puzzle yang harus ditaruh sesuai tempatnya. Selain itu, menekankan pengajaran yang mendorong anak untuk mandiri dalam kehidupan nyata seperti mencuci tangan, makan, dll. Sekolah ini menciptakan lingkungan yang mendukung kemandirian anak, misalnya wastafel atau meja makan yang sesuai untuk anak kecil. Montessori yang sebenarnya akan menyatukan anak dari berbagai usia dalam satu kelas untuk mendorong pembelajaran berkolaborasi, anak yang lebih tua menjadi pemimpin dan membantu adik-adiknya, sementara anak yang lebih kecil belajar dan meniru dari kakak yang lebih tua, yang seringkali lebih efektif dibandingkan belajar dari orang dewasa.
- Pendekatan Waldorf adalah sekolah dengan pengajaran yang berlandaskan filosofi manusia. Metode pendidikan ini menekankan aspek kemanusiaan dan hubungan antara manusia dengan lingkungan, masyarakat, individu, serta menekankan penemuan potensi diri sejati tanpa merujuk nilai sosial atau pasar. Anak di tingkat pra-sekolah berfokus pada permainan dengan pengawasan guru, sementara pendidikan akademik dimulai di tingkat sekolah dasar.
- Pendekatan Reggio Emilia adalah pendekatan pembelajaran Co-Constructivism yang percaya bahwa anak belajar melalui tindakan langsung, mencoba sendiri, dan melalui pertukaran pendapat dalam kelompok yang kemudian mengarah pada pemahaman yang lebih dalam. Mereka mengungkapkan pemikiran dan pemahaman mereka melalui berbagai media, seperti menggambar, membuat patung, melipat, mewarnai, fotografi, bahkan musik, lagu, dan gerakan. Kelebihan pendekatan ini adalah tidak ada kurikulum atau konten yang kaku, tetapi berdasarkan minat anak-anak, dan guru akan mencari jawaban bersama mereka, seolah-olah mereka sedang melakukan eksperimen ilmiah bersama, memungkinkan pertukaran pengetahuan dan pengalaman.
Bermain penting bagi anak pra-sekolah
Yang terpenting untuk anak pra-sekolah adalah bermain. Anak belajar dengan baik melalui bermain. Orang dewasa juga memiliki peran penting, karena mereka bisa memperluas pembelajaran anak. Selain itu, dalam memilih mainan untuk anak, sebaiknya pilih mainan yang sesuai dengan usia dan aman, seperti:
- Anak di tahun pertama sebaiknya berfokus pada rangsangan sensoris, seperti buku bergambar, bola lembut, atau mainan yang merespon interaksi dengan suara atau boneka muncul.
- Anak yang lebih besar sedikit, seperti anak usia 2 tahun, sebaiknya pilih mainan yang meningkatkan keterampilan seperti mainan yang mempromosikan motorik halus dan berpikir, seperti menaruh kancing berbagai warna ke dalam kotak berisi lubang seperti menaruh koin ke celengan, menumpuk cincin berbagai ukuran pada tiang kayu, atau memasukkan balok geometris ke dalam lubang yang sesuai.
Selain memilih mainan yang sesuai usia, orang tua sebaiknya memilih mainan yang dapat digunakan lebih lama dan beragam manfaatnya. Sebagian besar orang tua cenderung membeli banyak mainan dan menyimpannya secara acak, sehingga anak bermain banyak mainan sekaligus tapi tidak menyelesaikan satu pun. Akibatnya, anak menjadi terpecah perhatian dan kurang memiliki disiplin. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya mendukung keteraturan dan mengajarkan anak bermain mainan satu per satu hingga selesai dengan mengatur ruang bermain di rumah, seperti membuat sudut membaca, sudut mainan kreatif, sudut mainan motorik, dan lainnya.
Orang tua juga bisa melihat apa yang sedang dipelajari atau dimainkan anak di sekolah dan menyiapkan aktivitas atau mainan tambahan di rumah untuk kesinambungan dan memperluas pembelajaran. Sementara jika mengajak anak bermain di taman bermain di pusat perbelanjaan, hal yang harus diwaspadai adalah kebersihan dan risiko penularan penyakit menular, yang harus sangat diperhatikan oleh orang tua.








