Mengenal Penyakit Obstruksi Usus pada Bayi Baru Lahir
Penyakit obstruksi usus pada bayi baru lahir (Gut Obstruction) adalah kondisi di mana lambung atau usus mengalami penyumbatan, sehingga makanan tidak dapat melewatinya. Ini adalah kondisi serius yang jika tidak mendapatkan perawatan tepat waktu dapat berakibat fatal.
Mengenali Penyebabnya
Penyebab utama dari kondisi obstruksi usus pada bayi baru lahir berasal dari kelainan struktur sistem pencernaan sepanjang jalurnya, mulai dari lambung hingga usus besar. Misalnya, pengerutan pada bagian akhir lambung sejak lahir disebut Infantile Hypertrophic Pyloric Stenosis yang sering ditemukan pada usia 2 – 8 minggu, Volvulus, Malrotation adalah kondisi di mana posisi sistem pencernaan salah tempat, menyebabkan usus kecil terpuntir dan terlilit dan tidak dapat membawa feses ke arah anus, ini dapat ditemukan pada segala usia.
Mengamati Gejala
- Anak sering muntah setiap kali minum susu, kadang muntah disertai cairan empedu tergantung posisi penyumbatan. Jika penyumbatan terjadi pada usus kecil, biasanya terjadi sakit perut yang kram secara berulang di sekitar pusar, muntah berulang secara intens dengan sisa makanan atau empedu, sedangkan jika penyumbatan terjadi pada usus besar biasanya tidak disertai muntah atau hanya sedikit, tidak buang gas, serta perut kembung yang mungkin tidak terlihat pada awalnya namun bertambah seiring waktu.
- Dalam masa awal lahir, bayi tidak baik buang mekonium atau ada kelainan dalam buang mekonium, apakah terlambat atau jumlahnya sedikit dan warnanya lebih pucat dari biasanya.
- Jarang buang air besar atau buang gas seperti anak normal lainnya, perut kembung, dan gejalanya biasanya lebih jelas terlihat sekitar 2 – 3 hari.
- Penambahan berat badan yang buruk atau menurun. Jika gejala ini berlangsung beberapa hari, anak biasanya mengalami dehidrasi dan mungkin mengalami syok (keringat, tubuh dingin, gelisah, denyut nadi lemah dan cepat, tekanan darah rendah, buang air kecil sedikit) yang jika tidak ditangani, anak dapat mengalami dehidrasi parah, kehilangan kesadaran, kejang, dan kematian.
Segera Lakukan Pengobatan
Jika dicurigai, segera bawa anak ke rumah sakit untuk pemeriksaan dan penanganan yang lebih lanjut. Biasanya diperlukan pemeriksaan fisik, rontgen, dan pembedahan untuk memperbaiki kelainan. Penanganan harus berada di bawah pengawasan dokter bedah anak dan dokter anak bersama-sama.




